Teknologi serangga cyborg telah menjadi proyek besar DARPA (The
Defense Advanced Research Projects Agency) selama beberapa tahun
belakangan. Setelah sebelumnya berusaha untuk menciptakan sebuah robot
tiruan serangga yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mereka
akhirnya memutuskan untuk menggunakan serangga hidup yang diberi
microchip di tubuhnya agar dapat dikendalikan dari jarak jauh. Mereka
menyebutnya cyborg insect atau serangga cyborg dan menggunakannya sebagai micro-air-vehicles (MAVs).
Para peneliti melakukan sedikit modifikasi terhadap
serangga-serangga tersebut dengan “menanamkan” simulator di antena dan
elektroda di pusat sistem saraf mereka (neuromuscular interface). Mereka menemukan fakta bahwa cara ini jauh lebih mudah—mengendalikan otak serangga—ketimbang menciptakan robot serangga.
Teknologi tersebut memungkinkan serangga cyborg melakukan tugasnya untuk melacak dan mendeteksi keberadaan senjata dan bahan berbahaya. Nah, setelah beberapa tahun berlalu, DARPA berhasil “melatih” serangga-serangga tersebut untuk menjadi tim penyelamat pertama di situasi genting, ke tempat-tempat berbahaya yang tidak memungkinkan untuk dijangkau manusia.
Foto: Universitas Michigan
Serangga tersebut “membawa” perangkat mungil yang mengumpulkan
energi yang berasal dari gerakan sayap mereka dan menggunakan energi
tersebut untuk menjalankan kamera, mikrofon, sensor, dan alat
komunikasi lainnya (yang juga diletakkan di punggung kecil mereka).
“Dengan begitu, kami dapat mengirim serangga-serangga tersebut ke
lokasi-lokasi berbahaya dan tak terjangkau manusia untuk memantau dan
memberikan laporan langsung mengenai keadaan di tempat tersebut,” ujar
Profesor Khalil Najafi, kepala teknik elektrik dan komputer dari
Universitas Michigan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar